Pages

Rabu, 02 Januari 2013

L.O.V.E | Part 3: Lonely

He's lonely

23 December 1996 / 9 P.M waktu London

Malam semakin dingin, dan salju masih terus turun tanpa henti. Sudah dua jam berlalu sejak kedatangan Sean pada jam 7 tadi, demi menemui sesuatu yang dia inginkan malam ini. Sean rela meletakkan penanya untuk sesaat, berhenti menulis, hanya untuk hal ini. Dia berharap malam ini dia bisa bertemu lagi dengan Ivy, di tempat yang sama. Sean juga duduk di bangku panjang tempatnya dan Ivy duduk ketika itu. Hanya saja, untuk malam ini dia duduk sendirian. Menikmati salju yang turun, kesepian.

Sean melirik jam tangan miliknya sekali. Pemuda ini beranjak dari tempatnya, berdiri diam. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, ingin lebih memastikan apakah gadis yang ingin ditemuinya itu akan datang atau tidak. Dan akhirnya, Sean memutuskan untuk pulang ke rumah. tentu saja dengan perasaan kecewa, kecewa berat.

He's failed, tonight.

***

24 December 1996 / 11 A.M waktu London

Tidak ada yang Sean lakukan, sejak pagi sampai menjelang siang ini. Dia hanya diam, merenungkan apa yang akan terjadi padanya. Hari ini, satu hari menjelang Natal. Pikirannya masih terus melayang memikirkan Ivy, terus. Sean berbaring di atas rerumputan di halaman belakang rumahnya, memandangi langit yang terus menerus balik memandanginya tanpa pernah bosan. Seandainya saja Sean bisa berbagi cerita dengan sang langit..


Bahkan hingga acara makan bersama keluarga besarnya di malam harinya pun dilewatkan Sean begitu saja. Dia memilih untuk menutup pintu kamarnya, membanting tubuhnya di atas kasurnya yang empuk, dan menatap langit-langit kamarnya. Berharap pada hari Natal besok, Ivy akan datang ke rumahnya, walau hanya sekedar mengucapkan selamat Natal saja. Yah, kesalahan Sean juga yang tak sempat memberikan alamat rumahnya. Terlalu berharap itu, kadang dilarang kan?

Berharap juga bisa membuat hati sakit...



To be Continued....

H.R.Y

0 komentar:

Posting Komentar