Pages

Rabu, 02 Januari 2013

L.O.V.E | Part 4: Sean Wishes



25 December 1996 / 6 A.M waktu London

Pagi Natal, dan Sean masih berada di atas tempat tidurnya yang nyaman. Hingga akhirnya sang Ibu membuka jendela kamarnya, membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya, menyilaukan mata sang penulis muda. Hal ini jelas harus memaksa Sean beranjak, dan segera membuka kado yang sudah ada di ruang tamu.

Ya...

"Thanks, Mom!"

Sean baru saja membuka kadonya. Berukuran sedang, tidak terlalu besar juga. Tepat, hadiah yang diberikan Ibunya adalah sebuah hiasan seperti bola kristal kecil, yang di dalamnya terdapat sebuah kursi panjang, dan sebuah pohon yang nyaris tertutupi salju yang turun. Dipandanginya terus hadiah dari Ibunya tersebut. Dan tentu saja dia ingat, sebuah kado yang dia persiapkan untuk Ivy, yang mungkin saja bisa dia temui di Hyde Park, malam ini. Semoga saja malam ini, dia akan bertemu gadis itu. Semoga!

***


Sebuah kotak kado kecil dibawa oleh Sean yang menyusuri jalanan kota London, menuju Hyde Park yang kini semakin ramai. Salju terus saja turun, nyaris menutupi seluruh bagian rambut Sean Sylvester. Pandangan matanya sesekali menyisir seluruh bagian taman yang ramai. Tujuannya tentu saja bangku panjang yang sudah menjadi tempat penuh kenangan untuknya. Di malam Natal ini, harapan Sean hanya ingin bertemu dengan Ivy dan berbincang lebih lama lagi dari yang kemarin.

"Fuh.."

Sean sudah duduk di kursi panjang itu, dan menyandarkan tubuhnya di bagian belakang bangku. Kedua tangannya masih memegangi kado yang dia bawa dari rumah. Apa yang dia lakukan ini sia-sia? Atau semua akan terjawab dengan kedatangan Ivy malam ini? Dia rela melakukan semua ini, karena dia merasa bahwa Ivy adalah suatu anugerah untuknya, yang mampu membuatnya hidupnya jadi lebih berwarna. Detak jantungnya semakin cepat seiring berjalannya waktu. Ataukah ini tanda-tanda kedatangan seorang Ivy? Entahlah, dia hanya bisa berharap.

"Sean....?"

Nah, siapa?




To be Continued...

H.R.Y

0 komentar:

Posting Komentar