Pages

Sabtu, 07 Januari 2012

You hear it?


Mungkin itulah yang namanya cinta sejati. Sayangnya, di kamus hidupku tidak ada yang namanya cinta sejati dan abadi. Tak terhitung sudah berapa kali aku bertemu perempuan-perempuan cantik dan pintar seperti impianku. Tapi, selalu saja ada hal yang dapat menghancurkan semua impianku untuk mendapatkan salah satu dari mereka. Mulai dari; Perbedaan pendapat, merasa tidak cocok saat sudah dekat, beda jalan, atau aku biarkan dia bersama laki-laki lain. Atau, kematian yang memisahkan.

Sejujurnya, aku tak pernah rela untuk melepas perempuan idamanku. Namun, sifatku yang lemah dan malah terkadang selalu ikut bahagia di saat sang idamanku bahagia. Dia senang dengan laki-laki yang sesuai keinginannya, aku malah ikut senang. Aku tetap diam, dan jarang sekali berinteraksi dengannya. Bertatapan secara tak sengaja, itu sering sekali. Mau bagaimana lagi? Lirikan mataku tidak akan bisa memberitahukan padanya tentang perasaanku padanya yang telah lama aku pendam.

Puas telingaku mendengar semua godaan di dunia luar. Sudah puas aku menahan amarah diriku untuk menahan rasa marah padanya. Memang bukan hakku untuk memaksanya membalas cintaku.

Aku bukan tipe laki-laki yang mudah terbawa emosi. Ekspresi marah, sedih, menangis, terluka, semuanya mampu aku sembunyikan di balik topeng tebal bernama senyuman. Untungnya mereka semua tidak tahu itu. Aku tidak suka kalau harus mengatakan semua kisahku pada mereka yang tidak bisa dipercaya. Di dunia ini tidak ada yang bisa dipercaya sepenuhnya kan?

0 komentar:

Posting Komentar